Skip to main content

MAKALAH TAKHRIJ HADITS DAN TEORI JARH WAT TA’DIL

MAKALAH TAKHRIJ HADIS DAN TEORI JARH WAT TA’DIL

PENDAHULUAN

Kita sering mendengar motto “ kembali kepada alquran dan alsunnah” dari kalangan ulama. Ketika mereka memberi fatwa dakwah secara lisan maupun tertulis dalam karya-karyanya dianggap “kurang” apabila tidak mencantumkan ayat alquran atau hadis Nabi. Maka tak jarang mereka mengungkapkan nash alquran atau hadis tanpa dibubuhi keterangan surat dan ayat, tapi hal ini mudah apabila dalam kasus alquran, karena alquran hanya satu versi dan penomoran suratnya telah baku dan lafalnya sama. Sedangkan pencantuman hadis Nabi tanpa disertai sanad, kualitas dan kebenaran yang disandarkan pada Nabi tidak tahu kebenarannya, mereka tidak mengetahui yang digunakan itu hadis atau bukan.

Berdasarkan kasus inilah perlu adanya penelusuran sebuah statemen yang mengatas namakan hadis Nabi saw. Dengan merujukkan sumber-sumber (kitab himpunan hadis Nabi saw), yang selanjutnya untuk mengetahui kualitasnya, maka diperlukan suatu proses, dan proses inilah yang dinamakan dengan takhrij alhadis. Dalam ilmu hadis penyelidikan terhadap para periwayat adalah kewajiban dalam rangka menjaga kemurnian sunnah Nabi yang didasarkan pada kaidah umum ajaran islam. Dan ilmu itu disebut jarah wata’dil.

Dalam makalah ini memaparkan tentang Takhrijul Hadis dan teori Jarahwa Ta’dil, permasalahan yang dibahas meliputi: pengertian takhrijulhadis, metode takhrijul hadis, fungsi ilmu takhrijul hadis, pengertian dan syarat jarah wa ta’dil, dan fungsi ilmu jarah wa ta’dil.

Pengartian Takhrijul Hadits

Dr. Mahmud at-Tahhan menjelaskan bahwa kata at-takhrij menurut pengertian asal bahasanya ialah “Berkumpulnya dua perkara yang berlawanan pada sesuatu yang satu”. Kata at-takhrij sering dimutlakkan pada beberapa pengertian: (1) al-istimbat (hal mengeluarkan), (2) at-tadrib (hal melatih), (3) at-taujih (hal memperhadapkan).[1]

Secara terminologi takhrij berarti :

عَزْوُالأَحَادِيْثِ الَّتِي تُذْكِرُفِي الْمُصَنَفَاتِ مُعَلَّقَـةُ غَيْرَ مُسْنَدَةِ وَلأَ مَعْزُوَّةِ اِلَى كِتَابِ اَوْ كُتُبٍ مُسْنَدَةٍ اَمَّا مَعَ الكَلأَمِ عَلَيْهَا تَصْحِيحًا وَتَضْعِيْفًا وَرَدَّا وَقُبُوْ لأًوَبَيَانِ مَا فِيْهَا مِنَ العِللِ وَاَمَّا بِالأِقْتِصَارِعَلَي الْعَزْوِاِلَى الآُصُوْلِ

Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam berbagai kitab yang tidak memakai sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai pembicaraan tentang status hadis-hadis tersebut dari segi shahih atau dhoif, ditolak atau diterima, dan penjelasan tentang kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekedar mengembalikan kepada kitab-kitab asal (sumber)-nya.

Adapun pengertian at-takhrij yang digunakan untuk maksud kegiatan penelitian hadis ialah Menunjukkan atau mengemukakan letak asal hadis pada sumbernya yang asli, yakni berbagai kitab, yang didalamnya dikemukakan hadis itu secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, kemudian untuk kepentingan penelitian, dijelaskan kualitas hadis bersangkutan. Berangkat dari pengertian itu maka yang dimaksud takhrijul hadis dalam hal ini ialah penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang di dalam sumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang bersangkutan.[2]

Takhrij artinya mengeluarkan. Jadi takhrijul hadis artinya mengeluarkan hadis. Dimaksudkan dalam kajian ini, hadis yang dibahas itu ada di kitab apa dan siapa saja imam ahli hadis yang mengeluarkan atau mencatatnya. Semua ini perlu diketahui jalur sanad dan matannya, agar dapat diketahui perbedaan dan persamaan disamping kekuatan periwayatannya. Sekaligus untuk didudukan apabila nampak ada yang bertentangan pada dhahirnya satu dari yang lain. Ringkasnya berbagai periwayatan yang terkait, termasuk panjang dan pendeknya perlu diketahui, agar dapat ditentukan kuat dan tidaknya periwayatan, makin banyak periwayatan dapat dinilai makin kuat,selagi sejalan dan tidak bertentangan.

DAPATKAN FILE LENGKAPNYA DISINI

[1] Syuhudi Ismail,Metodologi Penelitian Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 41
[2] Ibid.,hlm. 43

Popular posts from this blog

Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum

Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum itu antara lain adalah : 1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain. Perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian. Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman. Tetapi tentu perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat, kurikulum Negara lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya. 2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.  Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya, bahkan mampu menciptakan duni

Khasiat dan Kegunaan Batu Mata Harimau

Batu Mata Harimau menggabungkan getaran-getaran dari bumi dan getaran Matahari. Batu ini memberikan dukungan dalam menjalani suatu awal baru dalam kehidupan dan membantu dalam membangun kembali harmoni kehidupan kita. Batu Mata Harimau melindungi pememakainya, terutama selama perjalanan panjang. Batu ini juga mampu meningkatkan rasa aman dan kebanggaan dalam diri seseorang. Batu Mata Harimau adalah jenis batu mulia yang berasal dari Afrika Selatan , Rusia , Australia Barat dan juga banyak dijumpai di negara Jerman dan China. Nama Batu Mata Harimau sendiri diambil dari tekstur batu yang seolah-olah seperti mata harimau. Sehingga banyak yang menyebutkan jenis batu ini dengan Batu Mata Harimau . Batu ini sendiri memiliki kekuatan yang sangat tinggi , sehingga sangat sulit untuk pecah . Batu ini tergolong dalam keluarga batu Quartz . Mata Harimau adalah batu yang sangat baik untuk meningkatkan keyakinan diri, membantu dalam usaha mendapatkan kelimpahan dan kekayaan serta meningk

METODE MEMPELAJARI FILSAFAT

METODE MEMPELAJARI FILSAFAT Dalam mempelajari filsafat kita memerlukan penjelasan mengenai cara mempelajari / memahami filsafat ini.  Cara mempelajari filsafat  Ada 3 macam metode mempelajari filsafat : metode sistematis, metode historis, dan metode kritis 1. Metode sistematis Adalah cara mempelajari filsafat mengenai materi/masalah-masalah yang dibicarakannya. Sistematis disini artinya adanya susunan dan urutan (hierarki) juga kaitan suatu masalah dengan materi/masalah lain yang terdapat dalam filsafat .[1] Misalnya mula menghadapi teori pengetahuan dari beberapa cabang filsafat. Lalu mempelajari teori hakekat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh ataupun pada periode. 2. Metode historis Metode historis adalah cara mempelajari filsafat berdasarkan urutan waktu, perkembangan pemikiran filsafat yang te