PATOFISIOLOGI ENDOKRIN
PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin mensekresikan hormon yang dimasukkan ke aliran darah untuk mencapai organ sasaran yang jauh, dimana hormon yang disekresikan tersebut memberikan efeknya.
Hanya organ / sel – sel tertentu yang dapat memberikan respon terhadap rangsang hormonal, oleh karena itu organ tersebut disebut sebagai organ sasaran / target organ. (>_)
PATOLOGI ENDOKRIN
Penyakit kelenjar endokrin yang sering ditemukan adalah :
- hiperfungsi
- hipofungsi
- tumor jinak dan ganas, yang dengan sendirinya akan mengakibatkan kelainan fungsi.
Kelenjar hipofisis terletak di dalam otak dan terdiri dari dua bagian yaitu :
- Adenohipofisis
- Neurohipofisis
Adenohipofisis mensekresi 6 hormon ; yaitu Growth Hormon (GH), Tiroid Stimulating Hormon (TSH), Folicle Stimulating Hormon (FSH), Luteinizing Hormon (LH), Adrenocorticotropic Hormon (ACTH) dan Prolaktin.
Neurohipofisis mensekresi 2 hormon ; Antidiuretic Hormon (ADH) dan Oksitosin.
Hiperfungsi Kelenjar Hipofisis (Hiperpituitarisme)
Hiperfungsi kelenjar hipofisis sering dihubungkan dengan produksi GH yang berlebihan akibat adenoma hipofisis (tumor jinak kelenjar hipofisis). Apabila adenoma terjadi pada masa anak-anak akan terjadi gigantisme, sedangkan bila timbul setelah epifisis tulang menutup maka akan timbul akromegali.
Akromegali
Istilah akromegali berarti pembesaran daerah akral (ekstremitas). Kadar GH yang meningkat pada dewasa akan menyebabkan pertumbuhan jaringan ikat, tulang dan tulang rawan yang berlebihan. Akibatnya ukuran tengkorak membesar, tulang pipi, rahang dan tulang dahi menjadi lebih menonjol. Jari dan tangan menjadi melebar. Ukuran kaki melebar. Pertumbuhan jaringan ikat pada wajah menyebabkan gambaran wajah menjai kasar, pembesaran tulang rawan hidung dan telinga. Rahang menonjol akibat pertumbuhan mandibula dan maksila. Secara umum tidak terjadi penambahan tinggi badan karena kelainan terjadi setelah epifisis tulang telah menutup.
Gigantisme
Kadar GH yang meningkat pada masa anak-anak menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan, tetapi berlangsung secara proporsional.
Baik pada akromegali maupun gigantisme ditemukan hepatomegali (pembesaran hati), splenomegali (pembesaran limpa), pembesaran ginjal, pembesaran otot jantung dan organ-organ lainnya. Terjadi juga aterosklerosis, sehingga sebagian besar penderita meninggal akibat gagal jantung.
Hipoperfusi KelenjarHipofisis (Hipopituitarisme)
Penurunan fungsi (hipoperfusi) kelenjar hipofisis ini terjadi akibat adanya lesi destruksi (kerusakan) kelenjar hipofisis. Kerusakan ini sering terjadi akibat craniopharyngioma (tumor jinak hipofisis), nekrosis Sheehan dan adenoma non sekresi.
Tumor
Tumor jinak kelenjar hipofisis yang sering ditemukan ; adenoma, craniopharingioma. Tumor ganas, terdiri dari tumor primer (tumor yang berasal dari kelenjar hipofisis yang dapat bermetastasis ke kelenjar limfe, tulang, hepar). Tumor sekunder sangat jarang, biasanya tumor ganas yang bermetastasis ke hipofisis adalah karsinoma paru, payudara dan tiroid.
Kelainan Neurohipofisis
Diabetes Insipidus terjadi akibat defisiensi (kekurangan) sekresi ADH. Penyebab tersering yaitu trauma kepala, radang atau neoplasma (tumor). Gejala klinik yang ditimbulkan adalah poliuri (sering kencing), polidipsi (merasa kehausan).
II. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang memproduksi hormon T3 (triiodo tironin) dan hormon T4 (tiroksin) dan terletak di bagian bawah leher. Sekresi T3 dan T4 dikendalikan oleh mekanisme umpan balik (feedback) negatif oleh TSH dari hipofisis. Contoh : turunnya kadar hormon tiroid dalam sirkulasi darah, akan menyebabkan sekresi TSH meningkat.
Terdapat tiga jenis penyakt utama pada kelenjar tiroid ;
- kelainan fungsi sekresi ; hipertiroidisme dan hipotiroidisme
- pembesaran seluruh kelenjar tiroid (struma)
- massa soliter ; suatu nodul (benolan) yang besar, paa adeoma, karsinoma atau struma nodular.
Hipertiroidisme
yaitu suatu sindroma klinik (kumpulan gejala) yang diakibatkan oleh peningkatan kadar hormon T3 dan T4 dalam sirkulasi darah. Akibatnya berupa naiknya laju metabolisme tubuh.
Gejala khas pada hipertiroidisme adalah gelisah, banyak keringat, berat badan menurun sedangkan nafsu makan baik. Kulit hangat dan lembab, takikardi (berdebar-debar)
Gejala ini dapat timbul perlahan-lahan (tidak menimbulkan gejala sampai beberapa tahun) atau mendadak penderita menunjukkan gejala gagal jantung, sehingga mengancam jiwa penderita.
Penyebab tersering dari hipertiroidisme ini ialah Graves disease (penyakit Graves), struma nodosa toksik, tumor (adenoma)
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme (miksedema) adalah sindroma klinik (kumpulan gejala klinik) yang terjadi akibat kadar T3 dan T4 dalam sirkulasi darah yang tidak adekuat. Akibatnya metabolisme tubuh akan meurun
Apabila hipotiroidisme terjadi pada bayi baru lahir, akan menimbulkan kegagalan pertumbuhan fisik dan mental, yang sering bersifat irreversibel (menetap). Keadaan ini disebut Kretinisme
Kretinisme dapat timbul endemik pada suatu daerah geografik yang diitnya kekurangan iodium yang berguna untuk mensintesis hormon tiroid.
Pada kasus yang jarang, kelainan kongenital dapat mengakibatkan hipotiroidisme yaitu kelainan kongenital berupa tidak terdapatnya jaringan tiroid.
Penyebab hipotiroidime pada orang dewasa yang tersering adalah Tiroiditis Hashimoto, tetapi kadang-kadang karena iatrogenik misalnya akaibat terapi operasi pengangkatan jaringan tiroid atau obat tertentu yang menyebabkan hipotiroidisme.
Struma (Pembesaran Seluruh Kelenjar)
Istilah struma (goiter) berarti pembesaran kelenjar tiroid tanpa hipertiroidisme.
Struma Simpel
Penyebabnya yaitu suatu keadaan yang menyebabkan kekurangan T3 dan T4 sehingga TSH meningkat dan menyebabkan hiperplasi kelenjar tiroid.
Keadaan yang mengakibatkan kurangnya kadar T3 dan T4, yaitu :
o defisiensi iodium (kekurangan I) akibat makanan yang kurang kadar iodium atau pada daerah endemik (daerah gunung, jauh dari laut)
o kelainan enzim untuk sintesis T3 dan T4
o obat-obatan yang menyebabkan hipotiroidisme
Tumor
Pada umumnya tumor tiroid bersifat jinak. Tumor jinak kelenjar tiroid disebut adenoma, tumor ganasnya disebut adenokarsinoma.
III. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi mengatur dan mempertahankan kadar kalsium dalam plasma agar selalu berada dalam batas normal.
Biasanya terdapat dua pasang kelenjar paratiroid, yang letaknya di belakang kelenjar tiroid kanan dan kiri, masing-masing letaknya satu di atas dan satu di bawah.
Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme terjadi akibat peningkatan sekresi hormon paratiroid, dapat berupa hiperparatiroidisme primer, sekunder maupun tersier.
Hiperparatiroidisme primer
penyebabnya belum diketahui, sering terjaadi pada wanita setelah menopause. Adanya hiperparatiroidisme primer diketahui dari gejala hiperkalsemia (kadar kalsium yang berlebihan dalam darah). Gejala-gejala hiperkalsemia ; kelemahan otot, kecapaian, haus, poliuri, adanya batu ginjal akibat hiperkalsiuri (kadar kalsium dalam urin meningkat), nyeri tulang, fraktur patologis.
Hiperparatiroidisme sekunder
Hiperparatiroidisme sekunder merupakan suatu keadaan dimana sekresi (pengeluaran) hormon paratiroid meningkat lebih banyak dari normal, karena kebutuhan tubuh yang meningkat. Biasanya penyebabnya adalah gagal ginjal.
Hiperparatiroidisme tersier
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan perkembangan lanjut tipe sekunder.
Hipoparatiroidisme
Yaitu penurunan sekresi hormon paratiroid, sehingga terjadi gangguan metabolisme kalsium.
Penderitanya menunjukkan gambaran klinis hipokalsemia, yaitu kejang, tetani (spasme/kekakuan otot skelet), parestesi (gringgingen). Konfirmasi diagnosis didapat dari rendah atau tidaknya kadar hormon paratiroid dalam plasma.
Penyebab utama hipoparatiroidisme adalah ;
o pengangkatan atau rusaknya kelenjar paratiroid pada saat tiroidektomi (operasi pengambilan kelenjar tiroid)
o hipoparatiroidisme idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
o kongenital
IV. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terletak di bagian atas (puncak ginjal), terdiri dari dua bagian kortek dan medula adrenal.
Kortek adrenal mensintesis (membuat) dan mensekresi (mengeluarkan) hormon steroid (disebut kortikosteroid) yang mempunyai efek penting terhadap keseimbangan air dan elektrolit, metabolisme protein dan karbohidrat, respon imun (daya tahan tubuh) dan reaksi radang. Hormon steroid ini dibagi menjadi mineralokortikoid (aldosteron), glukokortikoid, hormon seks testosteron.
Medula adrenal mensekresi hormon katekolamin sebagai efektor sistem saraf simpatis (mengaktifkan sistem saraf simpatis)
Sekresi kortek maupun medula adrenal mempunyai peran penting dalam respon terhadap stress mental dan fisik, seperti trauma, infeksi, sakit berat dan gangguan emosi.
Terjadi akibat produksi glukokortikoid yang berlebihan.
Penyebab tersering adalah iatrogenik (pemberian terapi glukortikoid dosis tinggi yang berlangsung lama), adenoma atau karsinoma kortek adrenal (sel-sel tumor memacu pengeluaran hormon glujortikoid), sekresi ACTH yang berlebih dari adenohipofisis (biasanya karena tumor)
Gejala klinis ; wajah tampak bulat (moonface); pemecahan protein meningkat menimbulkan kulit menjadi tipis, kelemahan otot, osteoporosis tulang, hipertensi, mudah terserang infeksi dengan penyembuhan jelek.
Hiperaldosteronisme
Hiperaldosteronisme adalah produksi aldosteron yang meningkat. Penyebabnya bisa “primer” (disebut Sindroma Conn; sekresi aldosteron yang berlebihan akibat mekanisme otonom akibat adanya tumor kortek adrenal) maupun “sekunder” akibat aliran darah ke ginjal menurun, sehingga mengaktifkan sekresi hormon aldosteron.
Hipersekresi Hormon seks kortek adrenal(testosteron)
Kelainan ini menyebabkan sindroma adrenogenital (virilisme adrenal). Hal ini akan menyebabkan gangguan pertumbuhan seksual. Pada wanita akan terjadi maskulinisasi (virilisasi) ; payudara dan rahim mengecil (atrofi), suara menjadi berat, banyak jerawat, amenore (tidak menstruasi). Sedangkan pada pria akan terjadi pubertas prekoks (terlalu dini
Hipofungsi kortek Adrenal (Primer dan Sekunder)
Primer
Krisis Adrenal (Insufisiensi Akut Primer)
Insufisiensi (kekurangan) kortek adrenal akut dapat menimbulkan kematian. Ini terjadi akibat infeksi berat (septikemia/ bakteriemia= bakteri yang berlebihan sehingga sampai ke sirkulasi darah), akibat operasi mengangkat kelenjar adrenal.
Penyakit Addison (Insufisiensi Kronik Primer)
Penyakit addison terjadi akibat insufisiensi kortek adrenal kronik. Penyebab tersering adalah penyakit tuberkulosis, metastasis tumor ganas bronkus, lambung, payudara dan penyebab lain adalah mekanisme autoimun (mekanisme pertahanan tubuh yang salah sehingga kortek adrenal dihancurkan sendiri oleh sel-sel pertahanan tubuh).
Sekunder
Terjadi akibat hipofisis gagal mensekresi ACTH sehingga terjadi kekurangan hormon kortek adrenal terutama glukokortikoid.
Medulla Adrenal
Kelainan medula adrenal terutama berupa tumor
Terdapat 3 macam, yatiu : ganglioneuroma, neuroblastoma, dan phaeochromocytoma. Tumor ini menagakibatkan sekresi katekolamin (adrenalin – noradrenalin) berlebih sehingga mengakibatkan hipertensi (terutama pada usia muda), pucat, nyeri kepala, keringat banyak, gugup dan gelisah.
Pankreas terdiri dari dua komponen yang secara fungsional berbeda ;
o pankreas eksokrin yang mensekresi enzim digestif ke dalam duodenum (usus 12 jari)
o pulau langerhans pankreas yang bertindak sebagai kelenjar endokrin yang mensekresi hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon mempunyai efek berlawanan.
Kerja hormon insulin bersifat anabolik, yaitu :
1. membantu glukosa masuk ke dalam sel, contoh : meningkatnya kadar gula darah akan merangsang pankreas untuk mensekresi insulin.
2. mensintesis glikogen (dan menghambat penghancuran glikogen)
3. lipogenesis (dan menghambat lipolisis)
4. sintesis protein (pembentukan protein)
Bila terjadi defisiensi insulin baik secara relatif maupun mutlak akan terjadi kelainan yang disebut dengan diabetes mellitus.
Kerja hormon glukagon bersifat katabolik yaitu membantu penghancuran glikogen di dalam hepar dan glukoneogenesis dari protein (pembentukan glukosa dari pemecahan protein)
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah merupakan suatu kelainan kronik yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat yang abnormal, juga protein dan lemak, yang sudah beberapa lama sering diikuti oleh komplikasi pada vaskularisasi.
Klasifikasi Diabetes melitus :
o Diabetes tipe I (IDDM = Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
o Diabetes tipe II (NIDDM = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
o MRDM (Malnutrition Related Diabetes Mellitus)
Semua tipe DM ini mengakibatkan suatu keadaan hiperglikemia (peningkatan kadar glukosa dalam sirkulasi darah)
Diabetes Mellitus Tipe I (IDDM)
o khas timbul pada masa kanak-kanak
o penyebabnya ialah sekresi insulin oleh pankreas yang tidak adekuat.
o Sekresi insulin yang tidak adekuat disebabkan oleh banyak faktor :
§ Destruksi auto imun : kerusakan pankreas karena pembentukan autoantibodi (antibodi yang dibuat oleh tubuh untuk melawan dirinya sendiri). Autoantibodi ini akan merusak pankreas dan mengganggu produksi insulin.
§ Faktor genetik
§ Infeksi virus : virus ini kemungkinan berperan sebagai pemicu terhadap destruksi pankreas baik secara langsung maupun secara autoimun.
Diabetes Melitus Tipe II (NIDDM)
o Lebih sering digunakan dibandingkan dengan DM tipe I
o Biasanya timbul pada usia pertengahan, terutama pada obesitas (kegemukan)
o Faktor genetik sangat berperan
o Sekresi insulin masih dalam batas normal, atau meningkat dan ada intoleransi glukosa (glukosa dalam darah meningkat),sehingga ini diartikan sebagai adanya resistensi terhadap insulin di perifer (reseptor insulin di permukaan sel organ tubuh kurang sensitif ataupun terjadi defek / kerusakan post reseptor) (>_)
MRDM masuk paling akhir dari klasifikasi. Kasus dari diabetes ini biasa dijumpai di negara-negara tropik, dari golongan sosial ekonomi lemah, dengan riwayat malnutrisi, yaitu kekurangan protein, serta konsumsi bahan toksik (sianida) dalam makanan sehari-hari (biasanya ketela pohon) yang telah berlangsung lama, akhirnya terjadi kerusakan pada pankreas.
Komplikasi yang paling sering dapat dilihat pada pembuluh darah. Kejadian plak ateroma (aterosklerosis) sering terjadi pada usia yang lebih muda dibanding pada non-diabetik. Terjadi juga penebalan pada pembuluh darah kecil (mikroangiopati diabetik) dan sering menimbulkan kerusakan mata (retina) dan ginjal. Pada saraf perifer (tepi) sering terjadi neuropati diabetika (karena gangguan pembuluh darah yang mensuplai makanan ke saraf tepi). Komplikasi pada kehamilan sering menyebabkan bayi besar (BBL >= 4 kg), pada kulit diabetes menyebabkan komplikasi pada lamanya penyembuha luka, sehingga sering dilakukan amputasi sebagai jalan satu-satunya.
Insulinoma merupakan tumor pada pulau langerhan pankreas yang paling sering ditemukan, dan menimbulkan hipoglikemia akibat hipersekresi insulin. Selama serangan hipoglikemia, penderita menjadi bingung, gangguan psikiatri (gangguan mirip gangguan jiwa) dan mungkin koma. Diagnosis ini sangat penting, karena hipoglikemia akan menyebabkan kerusakan otak yang permanen
Agak jarang ditemukan. Tumor ini menyebabkan hipersekresi glukagon yang menyebabkan diabetes sekunder (merangsang efek hiperglikemik).