PATOFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Bibir Sumbing dan Celah Palatum
Gingivitis
PENYAKIT MUKOSA MULUT
Kelainan Radang
Stomatitis aftosa
Stomatitis herpetika
Tumor
PENYAKIT FARING
Faringitis
Tonsilitis
Tumor
Kelainan yang penting pada kelenjar liur adalah peradangan yang disebut dengan Sialadenitis, yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Biasanya peradangan merupakan lanjutan dari peradangan rongga mulut dengan faktor resiko keadaan rongga mulut yang terlalu kering (xerostomia)
Kelainan ini merupakan kelainan kongenital pada rongga mulut yang sering dijumpai. Sifat dari penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang diturunkan.
Keadaan bibir sumbing (labioskizis) ini bisa disertai atau tanpa disertai palatoskizis yaitu kelainan celah palatum / langit-langit mulut. Bila keadaan bibir sumbing disertai celah palatum maka disebut dengan labiopalatoskizis.
Karies merupakan kelainan gigi dimana terjadi destruksi komponen mineral (kalsifikasi) dari gigi yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari kuman (Streptokokus mutans).
Kerusakan yang terjadi bila tidak dirawat akan merambat ke dalam ke jaringan pulpa, disebut dengan pulpitis, dan akhirnya dapat menyebar baik secara lokal disertai dengan pembengkakan jaringan lunak sekitar ataupun secara sistemik
Gingivitis dapat merupakan keadaan infeksi gusi akibat respon terhadap karang gigi (plak) yang dapat melanjut sebagai peradangan jaringan sekitar gigi (periodontitis) dan jaringan penyokong gigi berakibat gigi goyang bahakan mudah lepas.
Kelainan ini merupakan kelainan yang sering dijumpai dan lazim dikenal sebagai Sariawan. Kelainan berupa ulkus yang dangkal pada mukosa mulut berwarna keabu-abuan. Penyebab kelainan ini secara pasti belum diketahui, namun para ahli berpendapat karena keadaan imunologi.
Peradangan pada mukosa mulut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks yang ditandai dengan ulkus-ulkus dan vesikel-vesikel (plenting-plenting berisi cairan jernih). Biasanya terjadi pada anak-anak.
Kandidiasis Oral
Kelainan peradangan ini disebabkan oleh jamur Candida albican. Kelainan ditandai dengan lesi berwarna putih yang merupakan anyaman hifa dari jamur pada sel-sel epitel mukosa. Kelainan ini terjadi pada bayi ataupun pada orang dewasa dengan penurunan daya tahan tubuh (imunocompromised), misalnya pada penderita AIDS, pengobatan dengan efek samping penurunan daya tahan (obat kanker, kortikosteroid) dan penyakit Diabetes melitus (kencing manis) yang tidak terkontrol.
Tumor ganas mukos mulut yang sering terjadi adalah kanker bibir, dimana terjadi pada orang tua dan dikaitkan dengan paparan sinar matahari. Penyebaran kanker ini biasanya melalu aliran limfe ke kelenjar getah bening regional.
Merupakan kelainan peradangan dari mukosa faring. Menurut penyebabnya faringitis dibagi menjadi faringitis viral, yang disebabkan oleh virus dan faringitis streptokokus yang disebabkan oleh Streptokokus.
Merupakan peradangan jaringan tonsil, yaitu kumpulan jaringan limfoid yang ditutupi oleh epitel skuamosa. Biasanya disebabkan oleh bakteri Streptokokus sering bersifat kronik.
Tumor di daerah ini tang sering terjadi adalah karsinoma nasofaring, dimana terjadi keganasan di faring yang melanjut ke rongga hidung, sehingga manifestasi pada penderita sesak dan sering terjadi perdarahan sehingga timbul mimisen. Tumor ini diduga berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr.
Atresia Esofagus
Atresia esofagus yaitu suatu keadaan kelainan bawaan dimana pada bayi masih terdapat esofagus tapi tidak berlubang. Pada bayi yang akan terjadi yaitu tidak dapat menelan, sehingga mudah terjadi tersedak (aspirasi).
Istilah atresia dibedakan dengan agenesis esofagus, dimana sejak lahir bayi memang tidak mempunyai esofagus, kasusnya jarang sekali.
Esofagitis
Merupakan peradangan pada jaringan esofagus. Penyebab yang penting dari esofagitis adalah infeksi jamur Candida (Candidiasis)
Kelainan ini disebabkan oleh karena adanya hipertrofi (pembesaran) otot yang melingkar di muara lambung (pilorus) sehingga menyebabkan bendungan (obstruksi) di muara lambung tersebut.
Merupakan keadaan peradangan lambung akibat trauma kemis, yaitu oleh zat – zat kimia yang bersifat mengiritasi lambung, seperti alkohol, obat-obatan tertentu (obat anti inflamasi , aspirin, dll) dan zat kimia lain.
Merupakan keadaan peradangan di lambung yang bersifat menahun, yang dapat disebabkan karena faktor penyakit autoimun (adanya antibodi tertentu yang melawan sel-sel epitel mukosa lambung), infeksi bakteri Helicobakter pilori, ataupun respon terhadap bahan kimia yang menahun.
Kelainan ini merupakan kerusakan jaringan mukosa lambung dan dapat juga duodenum (ulkus duodenum), yang dapat terkait dengan keadaan gastritis dengan berbagai sebab, respon stress dan akibat keasaman lambung yang berlebihan.
Tumor Jinak
Tumor jinak yang tersering adalah polip gaster, dimana terjadi penonjolan jaringan dari mukosa lambung ke dalam lumen (ruangan) lambung.
Keganasan yang tersering adalah adenokarsinoma lambung, yaitu keganasan yang berasal dari sel-sel kelenjar mukosa lambung, biasanya dilatar belakangi dengan keadaan gastritis kronik sebelumnya. Kasusnya sering ditemukan terlambat sehingga prognosisnya buruk.
Kelainan kongenital pada usus yang perlu diketahui adalah atresia dan stenosis dari usus. Atresia adalah keadaan usus yang tidak berlubang, sedangkan stenosis adalah bendungan (obstruksi) lumen usus oleh karena kontriksi (mengkerutnya) otot-otot yang melingkar di usus yang terjadi secara kongenital.
Bakteri-bakteri yang sering menyebabkan infeksi di usus adalah : Salmonella, Shigella, Vibrio Cholera dan beberapa bakteri lain. Kuman Salmonella biasanya dari jenis Salmonella typhii, menyebabkan peradangan si usus dan sering menyebar ke seluruh tubuh, disebut dengan penyakit demam tifoid. Kuman Shigella menyebabkan diare yang bersifat disentri (disentri basiler). Sedangkan V. kolera menyebabkan penyakit diare kolera.
INFEKSI VIRUS
Infeksi virus merupakan penyebab tersering dari kasus diare, yaitu yang disebabkan oleh virus Rota dan keadaan ini akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
PENYAKIT PARASIT
Penyakit parasit yang tersering adalah akibat infeksi amoeba (Entamoeba histolitika) yang menyebabkan keadaan diare yang bersifat disentri (disentri amuba).
APENDIKS (USUS BUNTU)
Kelainan usus buntu yang terpenting adalah peradangan usus buntu atau apendisitis, dengan disebabkab oleh berbagai faktor resiko yaitu antara lain keadaan feses yang keras dan adanya sisa makanan yang terjebak dalam usus buntu.
ANUS DAN KANALIS ANAL
Kelainan yang penting di sini adalah hemoroid atau dikenal dengan wasir, keadaan ini sering terkait dengan keadaan fese yang keras dan keadaan sembelit (konstipasi/obstipasi).
Selain kelainan tersebut kelainan lain yang sering dijumpai adalah karsinoma (keganasan) yang biasanya menyerang orang tua.
HEPAR DAN SISTEM BILIAR (EMPEDU)
Ikterus
Ikterus merupakan kelainan dengan gejala kulit dan selaput lendir menjadi berwarna kuning (orang awam sering menyebut dengan sakit kuning) akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah. Kelainan ini terjadi akibat ketidak mampuan hepar dan sistem biliar (empedu) dalam memetabolisme bilirubin, dimana dapat terjadi akibat kerusakan hepar ataupun sumbatan di dalam saluran empedu.
Hepar
Kelainan Hepar yang tersering adalah peradangan hepar, yaitu yang disebut dengan hepatitis. Menurut sifatnya dibedakan menjadi hepatitis akut dan kronik (menahun). Sedangkan menurut penyebabnya, bisa disebabkan karena virus (yang tersering, virus Hepatitis type A, B Non A Non B).
Selain peradangan kelainan lain dapat berupa keganasan (hepatoma) dimana sering merupakan proses lanjutan dari peradangan kronik (hepatitis kronik) akibat virus. Kelanjutan dari peradangan kronik yang lain dapat berupa sirosis hepar yaitu kematrian sel-sel jaringan hati dan timbulnya jaringan ikat yang menggantikan struktur sel-sel normal di hepar (parenkhim hepar). Dari pemeriksaan penunjang akan didapatkan hepar menjadi mengecil dan mengeras.
Empedu dan Saluran Empedu
Kelainan yang sering adalah peradangan yaitu yang disebut Kolesistitis. Selain itu dapat juga terjadi batu kandung dan empedu saluran empedu yang biasanya disebabkan oleh timmbunan kolesterol dan pigmen empedu.