Skip to main content

Emosi dalam perspektif Al Qur’an

Emosi dalam perspektif Al Qur’an


Ungkapan emosi manusia di dalam Al-Qur’an terkait langsung dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sosial. Secara garis besar, di dalamnya memuat gambaran ekpresi emosi yang menyenangkan yang menjadi dambaan manusia, serta emosi yang tak menyenangkan yang tak diinginkan manusia yang berdampak negative bagi kelangsungan hidup.

a. Emosi marah

Marah merupakan suatu emosi penting yang mempunyai fungsi esensial bagi kehidupan manusia, yakni membantunya dalam menjaga dirinya. Faktor kemunculan marah bisa berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu apa yang datang dari dalam diri manusia sendiri. Sedangkan faktor eksternal yaitu stimulus yang datang dari luar diri kita sendiri, baik lingkungan maupun alam sekitar. Surat [68]:48

“Maka bersabarlah kamu (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang bearda dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).”[1]

b. Emosi Takut

Dalam Al Qur’an dikemukakan gambaran yang cermat tentang berbagai emosi yang dirasakan manusia seperti takut, marah, cinta, senang, dll. Emosi takut merupakan emosi yang terpenting dalam kehidupan manusia. Seperti rasa takut, manafaat takut tidak hanya terbatas pada menjaga manusia dari bahaya yang mengancam pada kehidupan duniawi, tetapi juga manfaat paling penting adalah mendorong orang mukmin agar menjaga diri dari azab Allah SWT, pada kehidupan akhirat. Dengan demikian, takut kepada siksaan Allah SWT. akan mendorong orang mukmin agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan, berpegangan pada ketakwaan, teratur dalam beribadah kepada Allah SWT, dan mengerjakan amal-amal yang diridhainya (QS. Al-Anfal[8]: 2)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”[2]

c. Emosi Senang

Perasaan senang yang meliputi cinta, puas, gembira dan bahagia adalah kondisi-kondisi yang senantiasa didambakan oleh manusia. Al-Qur’an memang menyatakan bahwa manusia umunya memiliki kecenderungan tertarik pada lawan jenis, senang pada keturunan, harta yang melimpah, kendaraan mewah, dan kekayaan lainnya. Surat Ali Imran: 14 

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”[3]

d. Emosi Sedih

Selain diliputi perasaan senang dan marah, manusia juga dirundung kesedihan. Banyak hal yang bisa membuat orang bersedih: kegagalan, kesulitan, kecelakaan, kematian, dan sebagainya. Manusia tampak bahagia tatkala mendapat nikmat, dan berduka ketika kesulitan atau musibah menimpa. Surat Al-Maarij 19-22

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.”[4

[1] M. Darwis Hude, Emosi: Penjelajahan Religio Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Alqur’an, Jakarta: Erlangga, 2006, hal.162-164
[2] Usman Najati, Psikologi dalam Al Qur’an, Bandung: Pusaka Setia, 2005, hal.99
[3] M. Darwis Hude, Op.Cit, hal.137
[4] M. Darwis Hude, Op.Cit, hal.179

Popular posts from this blog

Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum

Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum itu antara lain adalah : 1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain. Perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian. Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman. Tetapi tentu perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat, kurikulum Negara lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya. 2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.  Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya, bahkan mampu menciptakan duni

Khasiat dan Kegunaan Batu Mata Harimau

Batu Mata Harimau menggabungkan getaran-getaran dari bumi dan getaran Matahari. Batu ini memberikan dukungan dalam menjalani suatu awal baru dalam kehidupan dan membantu dalam membangun kembali harmoni kehidupan kita. Batu Mata Harimau melindungi pememakainya, terutama selama perjalanan panjang. Batu ini juga mampu meningkatkan rasa aman dan kebanggaan dalam diri seseorang. Batu Mata Harimau adalah jenis batu mulia yang berasal dari Afrika Selatan , Rusia , Australia Barat dan juga banyak dijumpai di negara Jerman dan China. Nama Batu Mata Harimau sendiri diambil dari tekstur batu yang seolah-olah seperti mata harimau. Sehingga banyak yang menyebutkan jenis batu ini dengan Batu Mata Harimau . Batu ini sendiri memiliki kekuatan yang sangat tinggi , sehingga sangat sulit untuk pecah . Batu ini tergolong dalam keluarga batu Quartz . Mata Harimau adalah batu yang sangat baik untuk meningkatkan keyakinan diri, membantu dalam usaha mendapatkan kelimpahan dan kekayaan serta meningk

METODE MEMPELAJARI FILSAFAT

METODE MEMPELAJARI FILSAFAT Dalam mempelajari filsafat kita memerlukan penjelasan mengenai cara mempelajari / memahami filsafat ini.  Cara mempelajari filsafat  Ada 3 macam metode mempelajari filsafat : metode sistematis, metode historis, dan metode kritis 1. Metode sistematis Adalah cara mempelajari filsafat mengenai materi/masalah-masalah yang dibicarakannya. Sistematis disini artinya adanya susunan dan urutan (hierarki) juga kaitan suatu masalah dengan materi/masalah lain yang terdapat dalam filsafat .[1] Misalnya mula menghadapi teori pengetahuan dari beberapa cabang filsafat. Lalu mempelajari teori hakekat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh ataupun pada periode. 2. Metode historis Metode historis adalah cara mempelajari filsafat berdasarkan urutan waktu, perkembangan pemikiran filsafat yang te