Imam Al-Ghazali sebagai Hujjatul Islam dan Pembaharu Abad V H
Kehebatan Al-Ghazali bukan terletak pada keluasan pengetahuannya yang ensiklopedis. Dalam sejarah, banyak sekali orang yang berpengetahuan luas bagaikan ensiklopedis, tapi tidak mendapatkan gelar “Hujjatul Islam” di kalangan mayoritas umat islam. Dialah yang paling layak sebagai seorang pembaharu sebagaimana disitir dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, al-Hakim dan Baihaqi yang berbunyi:
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi ummat ini (Islam) pada puncak setiap abad, seorang yang akan memperbaharui pemahaman agamanya”.
Orang-orang sebelumnya menganggap bahwa imam asy-Syafi’i itulah sebagai pembaharu abad II H.
Para ahli sejarah dan hadis berbeda pendapat untuk menentukan para pembaharu di setiap puncak abad. Akan tetapi, mereka sepakat bahwa pembaharu abad I adalah Umar bin Abdul Aziz, pembaharu abad II adalah Imam asy-Syafi’i dan pembaharu abad V H adalah Imam Al-Ghazali. Asy-Suyuthy dalam nadzamnya menyebutkan tentang para pembaharu, “ pembaharu kedelapan adalah Al-Ghazali yang berpengetahuan luas. Beliaulah pembaharu tanpa ada yang menentang.[1]
[1] Yusuf Al-Qardhawi, Op Cit, hlm., 16.