PeradabanIslam Indonesia Dalam bidang Pendidikan
Kehadiran Jepang ke Indonesia terhitung singkat, hanya 3,5 tahun. Namun waktu yang singkat ini tidak berarti bahwa Jepang tidak memberi pengaruh terhadap perkembangan pendidikan Islam. Lamanya waktu, sebagaimana yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia, tidak menjadi jaminan bangsa Belanda telah berbuat banyak terhadap pendidikan Islam. Sebaliknya Jepang yang berada di Indonesia dalam waktu singkat telah memberikan pengaruh pendidikan Islam sebagai berikut:[1]
Pertama, umat Islam merasa lebih leluasa dalam mengembangkan pendidikannya, yang pada masa kolonialis Belanda bersifat diskriminatif, kini terbuka bagi setiap orang, semua mendapat kesempatan yang sama , jalur-jalur sekolah dan pendidikan menurut penggolongan keturunan, bangsa, strata atau pun status sosial dihapuskan.
Kedua, sistem pendidikan Islam pada zaman pendudukan Jepang pada dasarnya masih sama dengan sistem pendidikan Islam pada zaman Belanda, yakni disamping sistem pendidikan pesantren yang didirikan kaum ulama tradisional, juga terdapat sistem pendidikan klasikal sebagai mana yang terlihat pada madrasah, yaitu sistem pendidikan Belanda yang muatannya terdapat pelajaran agama.
Sistem pendidikan yang dilakukan Jepang adalah:[2]
- Jenjang sekolah dasar menggunakan istilah Sekolah rakyat (SR) 6 tahun dinamakan Hutsu Djikyu Kogakko yang terbuka bagi semua golongan penduduk tanpa membedakan status sosial.
- Sekolah Menengah Pertama (SMP) dinamakan Hutsu Tju Gakko, juga terbuka untuk semua golongan penduduk yang memiliki ijazah Sekolah Rakyat.
- Dan Jenjang Sekolah diatasnya lagi, juga terbuka untuk semua penduduk.
Jepang tidak begitu ketat terhadap pendidikan Islam di Indonesia, kesetaraan pendidikan penduduk pribumi sama dengan penduduk anak-anak penguasa, bahkan Jepang banyak mengajarkan ilmu-ilmu bela diri kepada pemuda Indonesia.[3]
Catatan Kaki:
[1] Abuddin Nata, Sejarah pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 308-309.
[2] Ary H. Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan (Bina Aksara, 1986), hlm 29
[3] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 314.