MAKALAH KURIKULUM DAN PERKEMBANGANNYA
I. PENDAHULUAN
Ada tiga kegiatan yang nama satu dengan yang lainnya saling terkait, yaitu: perencanaan, pembinaan, kemudian pengembangan, kembali lagi ke perencanaan yang lebih baik, dibina dan dikembangkan lagi, begitu seterusnya. Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke hal-hal jangka pendek dan jangka panjang.
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa agar tujuan pendidikan tercapai, dalam penyusunan kurikulum prosesnya bergantung pada asas organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi kurikulum, selain itu setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan/perancangan/penyusunan kurikulum, implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan landasan-landasan pokok, sehingga dapat mengembangkang kurikulum sesuai dengan kebutuhan.Secara komprehensif makalah ini membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum sebagai salah satu komponen yang amat penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum merupakan petunjuk jalan dalam menentukan arah pendidikan guna mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pembahasan makalah ini lebih lanjut meliputi pengertian, landasan, konsep-konsep, dan macam-macam kurikulum serta faktor-faktor perubahan kurikulum, dan perkembangan kurikulum di Indonesia.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Kurikulum ?
B. Apa Saja Landasan dalam Kurikulum ?
C. Apa Saja Konsep-konsep dalam Kurikulum ?
D. Apa Saja Macam-macam Kurikulum ?
E. Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum ?
F. Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia ?
III. PEMBAHASAN
Istilah kurikulum muncul pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani , yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.[1]
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9), ialah”seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.[2]Jadi, kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.[3]
B. Landasan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan disuatu Negara dengan filsafat Negara yang dianutnya.
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan berfikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab permasalahn-permasalahan sekitar :
(1) bagaimana seharusnya tujuan pedidikan itu dirumuskan,
(2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada sisiwa,
(3) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
(4)bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan pesertadidik.
Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat tergantung pada landasan filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan kurikulum.
2. Landasan Psikologis
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan, sudah pasti berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Kurikulum diharapkan dapat menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan potensial menjadi kemampuan aktual peserta didik serta kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama.
Perkembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. Melalui kajian tentang perkembangan peserta didik, diharapkan upaya pendidikan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi kemampuan yang harus dicapai, materi atau bahan yang harus disampaikan, proses penyampaian, dan penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran. Psikologi belajar merupakan suatustu ditentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya.3. Landasan TeknologisPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaraan, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mampu bekerjasama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat.[4]
Artikel Tentang Makalah Kurikulum Dan Perkembangannya :
- Konsep-konsep dalam Kurikulum
- Macam-macam Kurikulum
- Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum
- Perkembangan Kurikulum di Indonesia
[3] H. Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cita, 2010). hlm. 3
[4]Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran. (Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 2002). hlm. 36-37