Skip to main content

Posts

Doktrin Teologi Muhammadiyah

Doktrin Teologi Muhammadiyah Sebagai organisasi, jam’iyyah, persyarikatan dan harakah (gerakan), menurut Dr.H.M. Amien Rais,M.A, muhammadiyah memegang teguh lima doktrin yang sampai sekarang tetap hidup dikalangan warga Muhammadiyah. 1) Tauhid Bendera Muhammadiyah menunjukkan dengan jelas betapa seluruh gerakan dan kehidupan Muhammadiyah harus berdasarkan tauhid. Kalimah Tayyibah atau kalimah Tauhid, yaitu La ilaa ha illa Allah dan Muhammaddarrasulullah yang tercantum dalam bendera Muhammadiyah itu menjadi sumber kehidupan Muhammadiyah. Tauhid mengajarkan agar manusia berpegang teguh pada keesaan Allah sebagai tali yang kokoh.  ومن يسلم وجهه الى الله وهو محسن فقداستمسك بالعروة الوسقى والى الله عقبة الأمور “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan dalam urusan.” (Q.S Luqman:22)  2) Pencerahan Umat Doktrin

Emosi dalam perspektif Al Qur’an

Emosi dalam perspektif Al Qur’an Ungkapan emosi manusia di dalam Al-Qur’an terkait langsung dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sosial. Secara garis besar, di dalamnya memuat gambaran ekpresi emosi yang menyenangkan yang menjadi dambaan manusia, serta emosi yang tak menyenangkan yang tak diinginkan manusia yang berdampak negative bagi kelangsungan hidup. a. Emosi marah Marah merupakan suatu emosi penting yang mempunyai fungsi esensial bagi kehidupan manusia, yakni membantunya dalam menjaga dirinya. Faktor kemunculan marah bisa berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu apa yang datang dari dalam diri manusia sendiri. Sedangkan faktor eksternal yaitu stimulus yang datang dari luar diri kita sendiri, baik lingkungan maupun alam sekitar. Surat [68]:48 “Maka bersabarlah kamu (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang bearda dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam k

Macam-macam Emosi

Macam-macam Emosi Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: Marah, takut, senang, dan sedih. 1) Marah Marah adalah bentuk ekspresi manusia untuk melampiaskan ketidakpuasan, kekecewaan atau kesalahannya ketika terjadi gejolak emosional yang tidak terkendalikan. Meliputi: mengamuk, marah besar, kesal hati, tersinggung, dll[1] 2) Takut Takut di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan fobia 3) Senang Senang didalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang. 4) Sedih Sedih di dalamnya meliputi pedih, sedih,muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.[2] [1] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pusaka Setia, 1988, hal.114-115 [2] Muzdalifah, Psikologi, Nora Media Enterprise, Kudus

MAKALAH ISTITSNA’

MAKALAH BAHASA ARAB TENTANG ISTITSNA’ I. PENDAHULUAN Bahasa arab adalah bahasa Al Qur’an. Menurut kaidah hukum islam, mengerti ilmu nahwu hukumnya adalah fardu ‘ain bagi mereka yang ingin memahami Al Qur’an lebih dalam. Ilmu nahwu adalah ilmu yang menerangkan tentang kaidah-kaidah bahasa arab. Ada banyak hal yang dipelajari dalam ilmu nahwu, salah satu diantaranya adalah istitsna’ yang akan dibahas dalam makalah ini. II. RUMUSAN MASALAH Apa pengertian istitsna’ ? Apa saja rukun istitsna’ ? Bagaimana hukum-hukum istitsna’ ? III. PEMBAHASAN A. Pengertian Istitsna’ Istitsna’ adalah kata penghubung yang fungsinya menyatakan pengecualian. [1] Huruf istitsna’ itu adalah الا, سوى, غير, عدا, خلا, حاشا yang masing-masing dalam penggunaanya mempunyai aturan sendiri-sendiri.  Artikel Tentang Makalah Istitsna' Apa saja rukun dan Hukum istitsna’ ? [1] Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, (Jakarta : AMZAH), 2011,

Rukun dan Hukum istitsna’

Rukun dan Hukum istitsna’ dalam Nahwu A. Rukun istitsna’ ada tiga yaitu : 1) Mustatsna minhu (منه مستثنى ) Adalah isim yang jatuh sebelum huruf istitsna’ 2) Istitsna’i ( استثنا ئ ) Adalah huruf-huruf istitsna’, seperti الا, سوى, غير, عدا, خلا, حاشا  3) Mustatsna ( مستثنى ) Adalah isim yang jatuh setelah huruf istitsna’ مستثنى  استثنائ  مستثني منه  Istitsna’ itu ada dua yaitu: a. Istitsna’ muttasil Yaitu antara mustatsna dan mustatsna minhunya sejenis Contoh: قام القوم الا زيدا  b. Istitsna’ munqoti’ Yaitu antara mustatsna dan mustatsna minhunya tidak sejenis Contoh: القوم الا زيدا قام  B. Hukum istitsna’ 1) الا, kata penghubung istitsna’ ini memiliki beberapa ketentuan dalam penggunaanya, antara lain: a) Kata setelah kata penghubung ini harus manshub apabila berada setelah kalimat sempurna positif dan bukan kalimat larangan. contoh: حضر تلاميد الا زيدا

Pendirian Imam Hanafi tentang Taqlid

Pendirian Imam Hanafi tentang Taqlid Sebagai seorang ulama, Imam Hanafi tidak membenarkan seseorang bertaqlid kepada beliau, tanpa mengetahui dasar/dalil yang beliau pergunakan. Begitu juga kepada ulama-ulama lainnya. Beliau menginginkan supaya seseorang bersikap kritis dalam menerima fatwa dan ajaran agama, sehingga tidak ada seorang ulama yang dikultuskan. Imam Hanafi pernah berkata, “Tidak halal bagi seorang yang akan memberi fatwa dengan perkataanku, selama ia belum mengerti dari mana perkataanku itu.” Dalam menginstinbathkan suatu hukum, beliau melihat terlebih dahulu Kitabullah, dan bila tidak beliau temukan, dilihat pada Sunnah Rasulullah, bila tidak ditemukan dalam Sunnah Rasulullah, beliau melihat pendapa para sahabat, lalu beliau ambil pendapat yang sesuai dengan jalan pikiran beliau. Beliau tidak akan mengambil pendapat selain dari para Sahabat itu. Apabila para sahabat semuanya sependapat dalam menetapkan suatu hukum, beliau pun akan mengikuti pendapat itu sepe

Pengertian Pendidikan kemasyarakatan

Pendidikan kemasyarakatan adalah usaha sadar yang juga memberikan kemungkinan perkembangan sosial, kultural keagamaan, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keterampilan, keahlian (profesi), yang dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat. Pendidikan masyarakat tidak hanya berfungsi menanamkan sikap untuk membangun tetapi juga pelengkap dan pengganti pendidikan formal, baik untuk anak didik yang tidak sempat melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi maupun untuk anak didik yang tidak pernah memasuki pendidikan formal.[1] Dalam rangka menggerakkan potensi masyarakat, perlu dikembangkan hubungan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan nasional, kalau perlu dapat diupayakan agar sekolah dijadikan pusat pengembangan masyarakat.  Pendidikan kemasyarakatan mempunyai andil yang besar dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain: Pendidikan manusia seb